cover
Contact Name
Dr. Anna Fitri Hindriana, M.Si
Contact Email
anna@uniku.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
quagga.prodibio@uniku.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Quagga
Published by Universitas Kuningan
ISSN : 19073089     EISSN : 26155869     DOI : -
Core Subject : Education,
The Quagga Journal (p-ISSN 1907-3089; e-ISSN 2615-5869) is a journal managed by the Biological Education Study Program, Faculty of Teachers Training and Education Universitas Kuningan (FKIP UNIKU). This journal is issued twice a year (January and July) publishing articles from analytical studies and studies in the fields of educational and biological sciences.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi" : 10 Documents clear
Pola Pertumbuhan Tiga Spesies Ikan Belanak Di Sungai Barumun Khairul Khairul; Sri Mahdalena
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4012

Abstract

Abstrak: Sungai Barumun memiliki potensi sumber daya ikan yang cukup besar, salah satunya adalah ikan belanak yang termasuk ke dalam famili Mugilidae. Selama ini belum ada penelitian yang mengkaji aspek pola pertumbuhan ikan belanak yang ada di wilayah ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan belanak yang ditemukan di Sungai Barumun. Penelitian ini bersifat eksploratif, dimana stasiun penelitian ditentukan berdasarkan informasi dari nelayan yang sering menangkap ikan belanak. Pengambilan sampel ikan dilakukan selama 3 bulan (November 2020, Desember2020,dan Januari 2021). Sampel ikan ditangkap menggunakan jaring insang (gillnet). Hasil tangkapan setelah diidentifikasi menemukan 3 spesies yaitu: Chelon subviridis, Moolgarda perusi dan Liza alata. Hasil analisis data untuk pola pertumbuhan ikan belanak bersifat alometrik negatif dengan nilai b pada spesiesC. subviridis (0,145), M. perusi (0,108), dan L. alata (0,185).Abstract: Barumun River has a considerable potential of fish resources, one of which is the mullet fish that belongs to the mugilidae family. So far, there has been no research that examines aspects of the growth patterns of mullet in this region. The purpose of this research is to find out the growth pattern of mullet found in Barumun River. This research is exploratory, where the research station is determined based on information from fishermen who often catch mullet. Fish sampling was conducted for 3 months (November 2020, December 2020, and January 2021). Samples of fish are caught using gillnets. The catch after being identified found 3 species namely: Chelon subviridis, Moolgarda perusi and Liza alata. The results of data analysis for the growth pattern of mullets are alometric negative with a value of b in species C. subviridis (0.145), M. perusi (0.108), and L. alata (0.185).
Preferensi Media Tumbuh Tungau Penyebab Penyakit Krepes pada Jamur Kuping (Auricularia polythrica) Kukuh Madyaningrana; Meilani Apra
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.3793

Abstract

Abstrak: Jamur Kuping (Auricularia polytrica) yang banyak dibudidayakan oleh petani jamur di Daerah Istimewa Yogyakarta sering terkendala oleh penyakit dikenal dengan nama setempat sebagai krepes.  Penyakit ini disebabkan oleh organisme dari kelompok tungau (acarina). Identifikasi terhadap penyebab penyakit krepes di pertanian jamur Indonesia ini belum dilakukan secara komprehensif. Identifikasi terhadap tungau penyebab penyakit krepes membutuhkan teknik perbanyakan tungau yang tepat dimana informasi tentang media optimum pertumbuhan tungau menjadi dasar yang penting untuk mendukung teknik kultur tungau yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari medium optimum untuk perbanyakan kultur tungau. Penelitian ini menggunakan beragam bahan yang kemungkinan menjadi media preferensi tungau untuk tumbuh, baik pada uji medium invitro ataupun pada uji medium lapang (pada baglog jamur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tungau penyebab penyakit krepes pada jamur kuping lebih menyukai tempat hidup pada baglog yang sudah ditumbuhi oleh miselium jamur dan baglog yang sudah menghasilkan badan buah jamur. Hal ini terkait ketersediaan nutrisi yang dimiliki oleh miselium atau badan buah jamur yang telah tumbuh dalam media baglog.Kata Kunci: tungau; krepes; medium, jamur kupingAbstract: Wood ear mushrooms (Auricularia polythrica), that is commonly cultivated by mushroom farmers in the Special Region of Yogyakarta, is often plagued by a disease which has the local name : krepes. The group of mites (acarina) has been declared as the causal agent of krepes disease. Identification of the causes of crepes in Indonesian mushroom farming has not been carried out comprehensively. Identification of mites that cause krepes requires proper propagation techniques where the optimum growth medium serves as a basis for supporting mites culture techniques. This research aims to study the optimum medium for mite culture propagation. A variety of materials that are likely to be the preferred media for mites to grow were used, either on the invitro test or field test (mushroom baglog). Results showed that the mites prefer to live on the mushroom baglogs which has been covered by fungal mycelium and baglogs which has produced mushroom bodies. This growth preference is suggested to be related to the availability of nutrients from both mycelium and basidiocarp that is grown on the baglog..Keywords: mites; krepes; medium, wood ear mushroom
EKSTRAK BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior (Jack) R.M. Sm.) SEBAGAI REPELLENT LALAT RUMAH (Musca domestica L.) Romdah Romansyah; Dhaifina Azimatunisa; Jeti Rachmawati
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4156

Abstract

Abstrak: Bunga kecombrang mengandung banyak senyawa metabolit sekunder diantaranya polifenol, flavonoid, saponin, tannin dan terpenoid golongan minyak atsiri yang dapat berperan sebagai insektisida. Insektisida dapat berfungsi sebagai repellent untuk mengendalikan serangga termasuk lalat rumah yang berperan sebagai vektor penyakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi ekstrak bunga kecombrang dan konsentrasinya yang paling efektif sebagai repellent lalat rumah. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan April 2020. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap satu faktor menggunakan 5 perlakuan yaitu konsentrasi ekstrak 8%, 12%, 16%, 20% dan 24% dengan ulangan sebanyak 4 kali. Parameter yang diamati adalah banyaknya lalat rumah yang berada pada lengan kontrol dan lengan perlakuan. Jumlah lalat pada kedua lengan dihitung untuk memperoleh indeks repellent. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan ANOVA satu faktor kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf nyata 1%. Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ekstrak bunga kecombrang memiliki potensi sebagai Repellent Lalat Rumah dan paling efektif pada konsentrasi 16%. Abstract: Kecombrang flowers contain many secondary metabolite compounds including polyphenols, flavonoids, saponins, tannins and terpenoids which are essential oils that can act as insecticides.  Insecticide can function as a repellent to control insects including house flies that act as vectors of disease. The purpose of this study was to determine the potential of kecombrang flower extract and its most effective concentration as a repellent for house flies.  The study was conducted from March to April 2020. This study used an experimental method with a completely randomized design using 5 treatments, namely extract concentrations of 8%, 12%, 16%, 20% and 24% with 4 replications. The parameters observed were the number of house flies in the control arm and treatment arm.  The number of flies on both arms was calculated to obtain a repellent index. The data obtained were analyzed using one-factor ANOVA then followed by Duncan Test at 1% significance level. Based on the results of the analysis it was concluded that the kecombrang flower extract has the potential to be a House Fly Repellent and is most effective at a concentration of 16%.
Keanekaragaman Jenis Makroalga yang Ditemukan di Perairan Wula-Waijelu Kabupaten Sumba Timur Firat Meiyasa; Nurbety Tarigan
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.3749

Abstract

Abstrak: Makroalga merupakan sumberdaya hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan dan tersebar di daerah pesisir intertidal. Makroalga memiliki peranan penting baik dari segi biologis, ekologis maupun ekonomis yang dapat mempertahankan keanekaragaman sumberdaya hayati laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis makroalga yang tersebar di perairan Wula-Waijelu dan mendeskripsikan jenis makroalga yang tersebar di perairan tersebut secara visual dan morfologi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode eksplorasi dengan menjelajahi seluruh perairan Wula-Waijelu. Kemudian, sampel yang telah ditemukan diidentifikasi menggunakan buku identifikasi makroalga di Laboratorium Terpadu Unkriswina. Selain itu, dilakukan pengukuran kualitas air seperti suhu, oksigen terlarut (DO), dan derajat keasaman (pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas perairan Wula-Waijelu cukup baik, dengan rata-rata suhu sebesar 29.26 oC, pH sebesar 8.1, dan DO sebesar 8.2. Selanjutnya, hasil identifikasi makroalga menunjukkan bahwa terdapat 3 kelas utama yaitu alga hijau 5 spesies (Caulerpa racemosa, Caulerpa cupressoides, Caulerpa lentillifera, Halimeda discoides, Halimeda opuntia, alga merah 2 spesies (Eucheuma cottonii dan Actinotrichia fragilis Forsskål), dan 1 spesies alga cokelat (Sargassum vulgare).  Abstract: Macroalgae are a very potential biological resource to be developed and scattered in intertidal coastal areas. Macroalgae have an important role from a biological, ecological and economic perspective that can maintain the diversity of marine biological resources. The purpose of this study was to identify the types of macroalgae scattered in the Wula-Waijelu waters and to describe the types of macroalgae that are scattered in these waters visually and morphologically. The sampling method was carried out by the exploration method by exploring the entire Wula-Waijelu waters. Then, the samples that were found were identified using the macroalgae identification book at the terpadu laboratory of Unkriswina. In addition, water quality measurements such as temperature, dissolved oxygen (DO) and degree of acidity (pH) were carried out. The results showed that the quality of the Wula-Waijelu waters was quite good, with an average temperature was 29.26 oC, pH was 8.1, and DO was 8.2. Furthermore, the identification results of macroalgae show that there are three main classes, namely five species of green algae (Caulerpa racemosa, Caulerpa cupressoides, Caulerpa lentillifera, Halimeda discoides, Halimeda opuntia, two species of red algae (Eucheuma cottonii and Actinotrichia fragilis Forsskål), and one species of brown algae (Sargassum vulgare).
Studi Komparasi Kualitas Bakteriologis Udara Pada Laboratorium Terpadu Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kurniawan Kurniawan; Widya Rahma Despita; Tantri Analisawati Sudarsono
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4073

Abstract

Abstrak: Udara merupakan salah satu komponen penting bagi kehidupan berbagai jenis organisme sehingga kualitas dan komponen yang terkandung didalamnya harus dikontrol mengingat udara merupakan salah satu media bagi penyebaran bakteri patogen penyebab penyakit. Kualitas udara yang baik juga sangat dibutuhkan di dalam laboratorium mengingat laboratorium adalah unit penunjang akademik berupa ruang tertutup yang digunakan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, atau produksi bahan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas bakteriologis udara pada Laboratorium Terpadu FKIP UMP yang berjumlah 3 ruangan dan dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada tiga ruang laboratorium yang berbeda pada waktu pagi dan sore hari sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara jumlah angka bakteri udara di ruang R1 (Mikrobiologi dan Biokimia) dibandingkan ruang R2 (Zoologi dan Biologi Lingkungan) dan R3 (Botani dan Genetika). Selain itu, diketahui bahwa jenis bakteri udara yang ditemukan terdiri atas empat kelompok yaitu bakteri batang Gram negatif, kokus Gram positif, batang Gram positif dan kokus Gram negatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kualitas bakteriologi udara pada tiga ruang Laboratorium Terpadu FKIP UMP masih berada pada kisaran normal namun menunjukkan perbedaan yang signifikan, dimana jumlah angka bakteri udara di ruang R1 (312.000 CFU/m3) lebih tinggi dibandingkan di ruang R2 (82.413 CFU/m3) dan R3 (176.600 CFU/m3). Bakteri udara yang ditemukan pada tiga ruang Laboratorium Terpadu FKIP UMP terdiri atas empat kelompok yaitu bakteri batang Gram negatif (15,3%), kokus Gram positif (20,4%), batang Gram positif (22,4%) dan kokus Gram negatif (41,8%). Abstract: Air is one of the important components of life for various types of organisms. Therefore, its quality and components must be preserved since it is one of the media for the spread and transmission of pathogenic bacteria. Good air quality is essential in a laboratory, considering that it is a closed room used to carry out scientific experiments, research, learning practices, testing, calibration, or production of particular materials as an academic support unit. This study aims to determine the bacteriological quality of air in the Integrated Laboratory of FKIP UMP, which consists of 3 rooms. It was carried out using an experimental method with a cross sectional design. The sampling was carried out three times in the morning and evening in three different rooms. The obtained data were analyzed utilizing one way ANOVA test and followed by DMRT test. The results indicated a significant difference among the number of airborne bacteria in space R1 (Microbiology and Biochemistry) and space R2 (Zoology and Environmental Biology) and R3 (Botany and Genetics). In addition, it is revealed that the types of airborne bacteria that were found consisted of four groups, namely Gram-negative Bacilli, Gram-positive Cocci, Gram-positive Bacilli and Gram-negative Cocci. It can be concluded that the bacteriological quality of the indoor air in the three Integrated Laboratories of FKIP UMP is still in the normal range. However, it shows a significant difference in which the number of airborne bacteria in room R1 (312,000 CFU / m3) is higher than in room R2 (82,413 CFU / m3) and R3 (176,600 CFU / m3). In addition, the airborne bacteria were found in the three FKIP UMP Integrated Laboratory rooms consisted of four groups, namely Gram-negative Bacilli (15.3%), Gram-positive Cocci (20.4%), Gram-positive Bacilli (22.4%) and Gram-negative Cocci. (41.8%). Keywords: laboratory, air, bacteriological quality of indoor air.
Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Meneliti Pada Program Riset Autentik Ilah Nurlaelah; Ari Widodo; Sri Redjeki; Taufik Rahman
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4232

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk menilai keterampilan meneliti siswa kelompok ilmiah remaja pada program riset autentik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan yang terdiri dari define, design, develop dan tahapan diseminasi. Selama tahap define, dilakukan uji validitas konten dan konstruksi terhadap soal keterampilan meneliti. Kemudian, konstruksi soal tes dikembangkan dan direvisi. Uji coba diberikan untuk dianalisis dengan validitas dan reliabilitas internal. Hasil penelitian ini berupa seperangkat instrumen tes keterampilan meneliti yang terdiri dari 7 aspek keterampilan meneliti yang diadaptasi dan dimodifikasi dari matriks assesmen pengembangan keterampilan meneliti (RSD) dari Willison O’Regan kemudian dikembangkan menjadi 10 pertanyaan untuk mengukur aspek keterampilan meneliti, yaitu Identifikasi masalah, Merumuskan masalah, Merumuskan hipotesis, Membuat rancangan/desain penelitian, Mengumpulkan data, Menganalisis data, dan Membuat kesimpulan. Soal disajikan dalam konteks wacana memuat permasalahan limbah pabrik tahu. Hasil validasi ahli dan uji coba menunjukkan bahwa kesepuluh pertanyaan tersebut valid dan reliabel. Demikian hasil dari studi ini merekomendasikan penggunaan instrumen tes ini untuk penelitian dalam mengukur keterampilan meneliti pada program riset autentik.Abstract: This study aims to develop an instrument used to assess the researching skills of students in the youth scientific community in an authentic research program. This study used a research and development method consisting of define, design, develop and dissemination stages. During the define stage, a content and construction validity test was conducted on the research skill questions and then the construction of test questions was developed and revised. The given trial was analyzed by internal validity and reliability. The results of this study were a set of research skills test instruments consisting of 7 aspects of researching skills; Identifying the problems, Formulating the problems, Formulating hypotheses, Making research designs, Collecting data, Analyzing data, and Making conclusions; which is adapted and modified from the Willison O'Regan's research skills development assessment matrix (RSD).  That result was developed into 10 questions to measure the aspects of research skills which were presented in the discourse context regarding the problem of tofu factory waste. The results of the expert validation and trials showed that the ten questions were valid and reliable. Accordingly, the results of this study recommend the use of this test instrument for research in measuring research skills in authentic research programs.
STUDI KOMPARATIF LITERASI LINGKUNGAN DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SEKOLAH ADIWIYATA DENGAN NON ADIWIYATA Nina Herlina; Purwati Kuswarini Suprapto; Diki Muhamad Chaidir
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4004

Abstract

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan siswa di dua sekolah yang berbeda yakni MAN 2 sebagai sekolah Adiwiyata dan MAN 1 sebagai sekolah Non Adiwiwiyata, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan antara sekolah adiwiyata dan non adiwiyata. Penelitian ini dilakukan di MAN 2 dan MAN 1 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2020-2021. Populasinya adalah seluruh kelas XI MIA yang terdiri atas 3 kelas dengan jumlah 87 siswa di MAN 2 dan di MAN 1 Kota Tasikmalaya terdiri dari 5 kelas XI MIA yang berjumlah 173 siswa. Sampel diambil dari kelas XI MIA 1 di MAN 2 dan kelas XI MIA 4 di MAN 1 Kota Tasikmalaya yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Teknik pengumpulan data dengan mengggunaan instrumen tes soal literasi lingkungan dan instrumen angket sikap peduli lingkungan yang diberikan kepada kelas sampel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan siswa sekolah adiwiyata dengan non adiwiyata. Hal ini terbukti berdasarkan uji hipotesis (two way anova) diketahui nilai signifikasi 0,04 0,05 artinya adanya perbedaan literasi lingkungan dan sikap peduli lingkungan siswa di sekolah adiwiyata dengan non adiwiyata.Keywords: Literasi lingkungan; sikap peduli lingkungan; Adiwiyata; Non Adiwiyata. Absract: This study discusses environmental literacy and environmental care attitudes of students in two different schools, namely MAN 2 as an Adiwiyata school and MAN 1 as a non-Adiwiyata school, which aims to determine the differences in environmental literacy and environmental care attitudes between Adiwiyata and non Adiwiyata schools. This research was conducted in MAN 2 and MAN 1 Kota Tasikmalaya in the academic year 2020-2021. The population is all class XI MIA which consists of 3 classes with a total of 87 students in MAN 2 and in MAN 1 Kota Tasikmalaya consisting of 5 classes XI MIA totaling 173 students. Samples were taken from class XI MIA 1 in MAN 2 and class XI MIA 4 in MAN 1 Kota Tasikmalaya which were taken based on purposive sampling technique. Methodology: This research is a quantitative study with a comparative approach. The data collection technique used the environmental literacy test instrument and the environmental care attitude questionnaire instrument given to the sample class. Based on the research results, it can be concluded that there are differences in environmental literacy and environmental care attitudes of Adiwiyata and non Adiwiyata school students. This is proven based on the hypothesis test (two way ANOVA), it is known that the significance value is 0.04 0.05, which means that there are differences in environmental literacy and environmental care attitudes of students in Adiwiyata and non Adiwiyata schools.Keywords: environmental literacy; environmental care attitude; Adiwiyata; Non Adiwiyata.
Meta-Analisis Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Biologi Siswa SLTP dan SLTA Komala Sari; Yunita Yunita; Djohar Maknun
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.3668

Abstract

Abstrak: Berpikir kreatif merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran abad 21, hal ini mengingat semakin pesatnya perkembangan pengetahuan teknologi saat ini. Keterampilan ini dibutuhkan dalam menemukan solusi terhadap suatu permasalahan yang sedang dihadapi, salah satu model yang memiliki potensi untuk melatih proses berpikir kreatif yaitu model pembelajaran Project based learning. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pengaruh (effect size) penggunaan model PjBL terhadap berpikir kreatif pada pembelajaran biologi (1) secara keseluruhan, (2) berdasarkan jenjang pendidikan, (3) berdasarkan wilayah, dan (4) berdasarkan materi ajarnya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif terhadap analisis hasil publikasi penelitian ilmiah pada jurnal dan skripsi. Berdasarkan temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dari berbagai penelitian yang dilakukan memiliki pengaruh yang besar dan efektif terhadap peningkatan berpikir kreatif siswa dengan effect size 0,749. Model PjBL pula memberikan pengaruh dan efektif baik pada jenjang SMP dan SMA dengan kategori efek yang besar. Model pembelajaran PjBL menghasilkan effect size yang bervariasi dari berbagai wilayah, begitupula dari segi materi Biologi, adapun materi Pencemaran Lingkungan memberikan pengaruh lebih besar dibandingkan dengan materi Biologi lainnya seperti Archaebacteria Eubacteria, Keanekaragaman Makhluk Hidup, dan Plantae. Abstract: Creative thinking is one of the main components in 21st century learning, given the rapid development of technological knowledge today. These skills are needed in finding solutions to a developing problem. One model that has the potential to train creative thinking processes is the Project-based learning model. This study aims to analyze the large effect (effect size) of using the PjBL model on creative thinking in biology learning (1) in total, (2) by education level, (3) by region, and (4) based on the teaching material. The research method used is descriptive analysis of the results of scientific research publications in journals and theses. Based on the research findings, it was revealed that the whole of the various studies conducted had a large and effective effect on improving students' creative thinking with an effect size of 0.749. The PjBL model also has a good and effective effect on junior and senior high schools with large securities categories. The PjBL learning model produces varying effect sizes from various regions, as well as in terms of Biology material, while Environmental Pollution material provides a greater influence than other Biology materials such as Archaebacteria Eubacteria, Diversity of Living Things, and Plantae.
INVENTARISASI TUMBUHAN PAKU (Pteridophyta) DI AIR TERJUN SATAN MUARA BELITI BARU KABUPATEN MUSI RAWAS Santha Luckita; Yunita Wardianti; Merti Triyanti
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.3720

Abstract

Abstrak: Tumbuhan adalah salah satu golongan makhluk hidup bersel banyak yang ada di muka bumi. Kelompok tumbuhan yang tertua yang masih dapat dijumpai didaratan adalah tumbuhan paku (Pteridophyta) yang mencangkup lebih dari 9.000 Spesies. Salah satu daerah yang  memiliki tumbuhan paku adalah di kawasan air terjun Satan Muara Beliti Baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan paku (pteridophyta) dan faktor abiotik  di kawasan Air Terjun Satan Muara Beliti Baru. Metode penelitian yang digunakan metode survei. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa  jenis tumbuhan paku (Pteridophyta) yang ditemukan di Air Terjun Satan Muara Beliti Baru diperoleh 13 spesies yang terdiri dari 6 famili dan 9 genus tumbuhan paku (Pteridophyta) yaitu: Asplenium nidus, Nephrolepis exaltata, Dryopteris filix-mas, Nephrolepis cordifolia, Nephrolepis biserrata, Ploecnemia irregularis, Lygodium circinatum, Diplazium esculentum, Belvisia spicata, Selaginella wildenowii, Selaginella intermedia, Selaginella plana dan Christella dentata. Faktor abiotik di Air Terjun Satan Muara Beliti Baru yaitu  pH tanah 7,0-7,5 (asam-basa), kelembaban tanah berkisaran 20%-40%, dan suhu udara 28°C. Kata kunci: Air Terjun Satan, Inventarisasi, Tumbuhan Paku. Abstract: Plants are a group of multicellular living things on earth. The oldest group of plants that can still be found on land are ferns (Pteridophyta) which cover more than 9,000 species. One area that has ferns is in the Satan Muara Beliti Baru waterfall area. This study aims to determine the types of ferns (pteridophyta) and abiotic factors in the Muara Beliti Baru Satan Waterfall area. The research method used was the survey method. Data collection techniques in this study using observation, interview and documentation techniques. The results showed that the types of ferns (Pteridophyta) found in Muara Beliti Baru Satan Waterfall were obtained 13 species consisting of 6 families and 9 genera of ferns (Pteridophyta), namely: Asplenium nidus, Nephrolepis exaltata, Dryopteris filix-mas, Nephrolepis cordifolia. , Nephrolepis biserrata, Ploecnemia irregularis, Lygodium circinatum, Diplazium esculentum, Belvisia spicata, Selaginella wildenowii, Selaginella intermedia, Selaginella plana and Christella dentata. Abiotic factors in Muara Beliti Baru Satan Waterfall are soil pH of 7.0-7.5 (acid-base), soil moisture in the range of 20% -40%, and air temperature of 28 ° C. Keyword: Ferns, Inventory, Satan Waterfall
Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Koopertif Tipe Jigsaw Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMP Fransiskus Xaverius Ndia; Oktavius Yoseph Tuta Mago; Yohanes Bare
Quagga : Jurnal Pendidikan dan Biologi Vol 13, No 2 (2021): QUAGGA : Jurnal Pendidikan dan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/quagga.v13i2.4011

Abstract

Abstrak: Pendidikan menjadi salah satu hal penting dalam mempersiapkan peserta didik untuk masuk dalam dunia pekerjaan. Salah satu tujuan dalam dunia pendidikan adalah menciptakan peserta didik yang kreatif, aktif dan inovatif. Dalam perkembangannya, perlu dilakukan inovasi dalam dunia pendidikan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu kiat yang dilakukan adalah dengan mengembangkan media pembelajaran LKPD. Media LKPD yang akan dikembangakan diharapkan memiliki nilai serta manfaat untuk meningkatkan hasil pembelajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan dan efektifitas LKPD Kooperatif Tipe Jigsaw Materi Klasifikasi Makhluk Hidup Kelas VII SMP Negeri 1 Kewapante. Metode penelitian yang digunakan adalah pengembangan LKPD model four D (4D) yang meliputi tahap pendefenisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap penyebaran (disseminate). Tahap awal yaitu memvalidasi LKPD oleh para ahli (materi, media, Bahasa), kemudian dilakukan uji kelayakan pada kelas kecil dan kelas besar. LKPD yang sudah diuji kelayakan kemudian diuji keefektifan di kelas dengan mencai nilai gain score. Hasil yang diperoleh adalah Lembar kerja peserta didik (LKPD) berbasis kooperatif tipe jigsaw yang dikembangakan memiliki tingkat kevalidan yang sangat tinggi berdasarkan hasil penilaian para ahli, selain itu LKPD juga tergolong tingkat kelayakan sangat layak hasil uji coba skala kecil dan skala besar dan LKPD juga efektif serta berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik di SMPN 1 Kewapante dengan nilai gain score kategori sedang. hasil belajar siswa. Kesimpulan LKPD yang dikembangankan memiliki validitas yang tinggi dan layak untuk diimplementasikan dalam proses pembeljaran materi Klasifikasi Makluk Hidup karena memperoleh nilai keefetifan di kelas dengan kategori sedang.Kata Kuci: jigsaw, LKPD, klasifikasi, makluk hidup, media pembelajaran Abstract: Education is one of the important things for students to enter the world of work. One of the goals in education is to create creative, active and innovative students. One of the tips is to develop LKPD learning media. The LKPD media that will be developed are expected to have values and benefits to improve learning outcomes in schools. The purpose of this study was to analyze the feasibility and effectiveness of the Jigsaw Cooperative Student Worksheet for Class VII Class VIII Kewapante State Junior High School 1 Kewapante. The research method used is the development of the four D (4D) LKPD model which includes the definition stage, the design stage, the development stage, and the dissemination stage. The initial stage is validating LKPD by experts (material, media, language), then a feasibility test is carried out on small and large classes. The LKPD that has been tested for feasibility is then tested for effectiveness in the classroom by looking for the gain score. The results obtained were student worksheets (LKPD) based on the cooperative jigsaw type that was developed to have a very high level of validity based on the results of expert judgment, besides that LKPD is also classified as a very feasible level of feasibility, the results of small and large-scale trials and LKPD are also effective as well as having an effect on the improvement of student learning outcomes at SMPN 1 Kewapante with the gain score in the medium category. student learning outcomes. Conclusion The LKPD developed has high validity and deserves to be implemented in the learning process for Classification of Living Things because it gets an average grade of effectiveness in the class.Keywords: jigsaw, LKPD, classification, living things, learning media

Page 1 of 1 | Total Record : 10